Selamat Datang di Blog PNPM Mandiri Perdesaan Provinsi Sulawesi Tenggara
Berita Terbaru :

Penganugrahan Si Kompak Award 2014

Penerimaan Anugrah Si Kompak Award 2014 [UPK Terbaik Nasional] Untuk Kec. Ranomeeto, Kab. Konawe Selatan, Prov. Sulawesi Tenggara Oleh Wakil Presiden R.I. - Bapak Prof. Dr. H. Boediono, M.Ec Kepada Gubernur Prov. Sulawesi Tenggara - Bapak H. Nur Alam

Berkat PNPM MPd Aku Bebas Bermain dan Berlari

Pekerjaan Jalan Titian dan Talud Penahan Ombak PNPM MPd TA 2013 Desa Langgapulu Kab. Konawe Selatan.

Talud Bronjong

Pekerjaan Talud Penahan Tanah Menggunakan Bronjong PNPM MPd TA 2013 - Kec. Wawo Kab. Kolaka Utara.

Partisipasi Masyarakat

Pekerjaan Pebuatan Jalan Lingkungan Desa Gaya Baru Kec. Lapandewa Kab. Buton T.A 2011

Kelompok Pemanfaat Dana SPP PNPM MPd

Usaha Kerajinan Rumah Tangga di Desa Masalili Kec. Kontunaga Kab. Muna.

Prinsip Transparansi

Penerapan Prinsip Transparansi Melalui Kampanye Anti Korupsi di Seluruh Kecamatan

Partisipasi Masyarakat

Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Pelaksanan Kegiatan Pembuatan Jalan Poros Desa Program PNPM - MPd MP3KI T.A 2014 di Kecamatan Batu Atas Kabupaten Buton .

Selamat Datang Bapak Presiden Ir. H. Joko Widodo

Ucapan Selamat Datang Pada Kunjungan Perdana Presiden R.I Bapak Ir. H. Joko Widodo Di Bumi Anoa Provinsi Sulawesi Tenggara Dari Keluarga Besar PNPM Mandiri Perdesaan Provinsi Sulawesi Tenggara

Monday 17 February 2014

Menilik Dari Dekat, Usaha Kue Ranggina “Bu Ros”

Peningkatan pendapatan dan Ekonomi keluarga, merupakan salah satu tujuan dari Pemberdayaan Usaha Ekonomi Produktif. Tidak hanya Kepala rumah tangga saja, Ibu rumah tangga dan anggota keluarga lain pun diharapkan dapat berpartisipasi memberikan kontribusi bagi pendapatan keluarga. Hal itulah yang dilakukan Roslian “Bu Ros” seorang Ibu Rumah Tangga Anggota Kelompok SPP Nusa Indah Kelurahan Kulahi Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara yang membantu menopang perekonomian keluarga melalui usaha pembuatan kue Ranggina. Kurang lebih 15 tahun yang lalu,Ia telah memulai usahanya dengan membuat kue Ranggina dan memasarkan langsung produknya kepada konsumen.
Dalam perjalanan usahanya banyak kendala yang dialami oleh Bu Ros, menyangkut masalah permodalan,kualitas produk hingga ke pemasaran, namun hal itu tidak menjadikan semangatnya surut untuk selalu bangkit berusaha. Perkembangan jaman dan tuntutan kebutuhan yang makin meningkat, biaya sekolah anak-anak juga merupakan motivasinya dalam berusaha karena untuk mengharapkan penghasilan suami yang seorang tukang  batu tentu sangatlah tidak cukup.
Awal usahanya dimulai dengan modal seadanya,Bu Ros membuat kue Ranggina dari bahan 5-10 liter beras sesuai dengan kondisi dan permintaan pasar. Tempat pemasaran yang dituju adalah Pasar Sentral Unaaha. Kue Ranggina merupakan kue tradisional yang mempunyai pangsa pasar tersendiri artinya ada konsumen-konsumen tertentu yang menggemari kue tersebut. Produksi kue Ranggina disesuaikan dengan kebutuhan pasar dimana dalam seminggu diproduksi sebanyak tiga kali yaitu hari senin,rabu,jumat mengikuti jadwal Pasar Unaaha. Dalam sekali penjualan ia mendapat keuntungan yang tidak banyak dan apabila di kalkulasi perbulannya sekitar Rp 200.000 dengan keuntungan yang seadanya itulah diputar untuk membiayai kebutuhan sehari-hari.
Bertahun-tahun usahanya dijalankan hingga pada tahun 2009, Program nasional Pemberdayaan masyarakat mandiri Perdesaan (PNPM-MP) masuk ke Kecamatan Wawotobi salah satu programnya yaitu Simpan Pinjam Kelompok Perempuan dimana kelompok perempuan yang mempunyai usaha dapat mengajukan kredit pinjaman dengan bunga dan persyaratan yang cukup meringankan. Program ini merupakan kabar gembira sekaligus dianggap sebagai Oasis di tengah Padang pasir bagi perempuan yang mempunyai keterbatasan modal dan usaha seperti Bu Ros. Dengan membentuk kelompok SPP Nusa Indah, Bu Ros dan anggota lainnya mengajukan pinjaman kredit sebesar satu juta rupiah per orang. Modal kredit inilah yang membuat Bu Ros menambah skala produksinya menjadi 30-40 liter per produksinya. Dari segi pemasaran pun sudah berkembang,melalui kenalan dan penawaran yang dilakukan kini Ia telah mempunyai langganan tetap di Mall Mandonga dan Pasar Kota Kendari.Kini,dalam sekali produksi ia menggunakan 30-40 Liter beras dan dari hasil produksinya menghasilkan keuntungan bersih sekitar Delapan ratus Ribu Rupiah. Adanya bantuan kredit dari PNPM MP tersebut sangat membantu Bu Ros dan ibu-ibu lainnya yang mempunyai usaha serupa namun terkendala oleh permodalan. Kelompok simpan pinjam Nusa Indah dalam perjalanannya mendapatkan kredit yang meningkat sesuai dengan proposal dan perkembangan usaha yang mereka jalankan dan saat ini telah mengajukan proposal untuk pinjaman keempat.
Perkembangan usaha yang dialami oleh bu Ros tidak membuatnya puas, Ia ingin kue Ranggina yang diproduksinya itu bisa dikenal banyak orang dan diminati oleh banyak konsumen. Seiring perjalanan waktu berbagai usaha dilakukannya untuk meningkatkan  kualitas produk  salah satunya dengan menggunakan bahan dasar yang memang dipilih untuk menjamin mutu dan ketahanan simpan kue Ranggina. Kue Ranggina buatan Bu Ros memiliki kelebihan diantaranya renyah dan tahan lama, namun tetap saja kini terkendala dari segi pengemasan yang masih menggunakan plastik biasa dan juga belum adanya label yang dimiliki untuk menunjang pemasaran. Selain itu Ia membutuhkan bantuan promosi melalui pameran-pameran dan juga bermitra dengan kelompok usaha besar.  Harapan yang dimilikinya sangat besar agar usaha yang dijalankannya dapat terus berkembang . Melalui kredit usaha dari PNPM-MP yang terus bergulir  dirasakannya sangat membantu ditengah susahnya mengakses permodalan kredit di bank untuk ukuran mereka masyarakat kecil. Selain itu penguatan-penguatan kelompok yang dilakukan oleh UPK  serta FK/FT  Kec.Wawotobi sangat memotivasi mereka untuk mengembangkan usahanya. “Mudah-mudahan Simpan Pinjam di PNPM MP ini tidak berhenti, karena masih banyak perempuan-perempuan yang butuh bantuan modal untuk mengembangkan usaha” Ucap Bu Ros.
"Semoga ini dapat menginspirasi dan menjadi motivasi anggota kelompok simpan pinjam lainnya untuk terus semangat dalam mengembangkan usahanya."

Penulis : Ruswati [FasKeu Kab. Wakatobi]

Wednesday 12 February 2014

Bappeda Gagas Program 2015 Lebih Awal

Penanggalan Tahun 2014 barulah memasuki pertengahan Januari. Tapi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Konsel sudah mengawali tahun politik ini dengan menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang). Acara yang biasa digelar dipertengahan tahun ini memang sengaja dipercepat mengingat tahun ini digelar kegiatan politik nasional yakni Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden.

Musrenbang tersebut nantinya akan menjadi rujukan menyusun program kerja prioritas kabupaten di tahun 2015 mendatang. Untuk itu pelaksanaan Musrenbang mulai dari tingkat desa, kelurahan, kecamatan hingga kabupaten akan digelar mulai awal tahun Februari hingga awal April 2014 mendatang. Bappeda Konsel selaku pelaksana kegiatan telah merancang dan menjadwal pelaksanaan Musrenbang, sehingga tahapan ini dapat berjalan dengan baik dan terencana.


“melalui kegiatan ini dalam sosialisasi Program Percepatan Pembangunan Minapolitan Pedesaan (P3MP) tahun 2014 dan prioritas pembangunan tahun 2015, Bappeda Konsel telah merancang dan menjadwal pelaksanaan Musrenbang desa, kecamatan dan kabupaten untuk tahun anggaran 2015,” jelas Kepala Bappeda Konsel, DR. H. Arsalim Arifin, akhir pecan lalu. Menurutnya, Musrenbang  adalah form musyawarah tahuan yang dilaksanakan secara parisipatif oleh para pemangku kepentingan ditingkat desa dan kelurahan untuk menyepakati rencana kegiatan tahun berjalan dan tahun berikutnya dengan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMdes) yang sudah disusun.

Dijelaskan mekanisme pelaksanaan Musrenbang terdiri dari Pra Musrenbang dan tahapan pelaksanaan. Pra Musrenbang itu terdiri dari sosialisasi arah, kebijakan dan program prioritas pembangunan tahun 2015 dan mekanisme Musrenbang Integrasi. Kepala desa/lurah menetapkan Tim Fasilitator Musrenbang desa/kelurahan, masyarakat ditingkat dusun, RT/RW melakukan Musyawarah, penulisan berupa proposal yang berisi jenis kegiatan, pemanfaatan, cara pelaksanaan kegiatan dengan pihak lainnya, perkiraan RAB. Kepala Desa juga menetapkan tim penyelenggara Musrenbang desa/kelurahan.

Setelah Pra Musrenbang selanjutnya adalah pendaftaran peserta, pemaparan kepala desa atau kelurahan tentang prioritas kegiatan pembangunan di kecamatan yangbersangkutan. Pemaparan LPMD atau lembaga kemasyarakatan di desa terhadap perkembangan pembangunan anggaran dan belanja desa/kelurahan sebelumnya dan pendanaan lain. Pemaparan kepala desa/lurah tentang perkiraan jumlah ADD yang dibutuhkan untuk tahun berikutnya.

Penyampaian masalah utama yang dihadapi masyarakat desa/kelurahan oleh beberapa perwakilan dari masyarakat dan seterusnya pemisahan kegiatan berdasarkan.” selanjutnya kepala desa menetapkan perwakilan masyarakat/delegasi desa 1-6 orang untuk menghadiri Musrenbang kecamatan,” jelas Arsalim.

Begitu juga dengan pelaksanaan Musrenbang kecamatan tidak jauh beda dengan Musrenbang desa yakni apa yang menjadi usulan dan masukan terkait kegiatan dan program untuk disampaikan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda dan Kepala SKPD Pemerintah Daerah Konsel. “Bappeda selaku pelaksana kegiatan ini telah menjadwalkan pelaksanaan Musrenbang. Melalui dari desa itu di awal Februari dengan harapan sebelum atau seminggu pasca Pemil 9 April 2014 mendatang sudah dilaksanakan Musrenbang kabupaten dan seterusnya Musrenbang provinsi dan tingkat nasional,” tandas peraih Doktor di Universitas Padjajaran itu. (**)