RUMBIA – Kabupaten
Bombana memiliki 22 kecamatan, dimana salah satu kecamatan yang unik adalah
Kec. Masaloka Raya dimana kecamatan ini berdiri sendiri disuatu kepulauan
disebelah timur dari daratan Pulau Sulawesi.
Kec. Masaloka Raya
memiliki 5 (lima) desa dan berdasarkan data kependudukan hasil Pengkajian
Masyarakat Desa (PKD) yang dilakukan oleh masyarakat setempat terdapat 3.038
jumlah jiwa dan yang tergolong RTM 2.286 atau sekitar 75%.
Jika mencermati jenis
usulan kegiatan terdominan diwilayah kecamatan ini, ada 3 jenis kegiatan pembangunan
infrastruktur dasar yaitu Jalan Rabat, Listrik Desa dan Air Bersih, ini
memberikan gambaran kepada kita bahwa betapa kegiatan ini sangat dibutuhkan
oleh masyarakat untuk menunjang roda kehidupan dan perekonomian yang ada
didaerah ini.
Gambaran denyut roda
kehidupan dan perekonomian masyarakat tidak hanya terasa di siang hari akan tetapi
diwaktu malam hari juga masih bisa terasa, dimana sebelum adanya listrik,
wilayah ini apabila sudah malam hari terasa sunyi senyap seperti ibaratnya
pulau yang tidak berpenghuni, dimana tidak ada aktifitas lagi yang dapat
dilakukan oleh masyarakat disaat malam hari.
Tetapi sejak adanya
listrik desa yang didanai oleh PNPM-MPd, perlahan-lahan denyut kehidupan juga sudah
mulai terasa dimalam hari walaupun listrik desa hanya menyala hingga jam 23.00
malam, ini jelas terlihat sewaktu kami beserta tim monev menginap di kecamatan
kepulauan ini. gambaran aktifitas jual beli di warung kelontong masih terlihat
ramai, orang tua, laki-laki, perempuan maupun anak-anak juga terlihat ramai
berkumpul dirumah-rumah warga yang memiliki televisi yang rata-rata dikeluarkan
didepan rumah maupun dikolong rumah hanya untuk sekedar nonton berita ataupun
sinetron, begitu pula dengan warga yang lagi masih asyik mengantri mengambil
air bersih di kran umum tidak lagi merasa gelap, beberapa warga masyarakat yang
memiliki freezer untuk membuat es batu yang akan dijual ke nelayan setempat juga
sangat merasa terbantu dengan meminimalkan biaya pemakaian solarnya untuk
menghidupkan gensetnya yang rata-rata menghabiskan dana minimal Rp. 30.000
setiap malamnya sebelum adanya listrik desa.
Masyarakat sudah merasa
sangat senang dan bersyukur dengan adanya listrik desa yang didanai oleh
program PNPM-MPd, dimana mekanisme pembayarannya juga bervariasi sehingga tidaklah
memberatkan bagi warga setempat, besaran iuran tergantung dari jumlah pemakaian
mata bohlam maupun jenis fasilitas yang dimiliki setiap pemakai.
Hal senada juga pernah
diucapkan oleh Pak Karyani (Auditor BPKP) sewaktu melakukan audit pelaksanaan
kegiatan T.A. 2012, dimana salah satu kecamatan yang menjadi sampling auditnya
adalah Kec. Masaloka. Beliau sempat mengatakan dikegiatan ekspose hasil audit
BPKP di Kantor BPMP dan PP bahwa “Betapa bermanfaatnya Listrik Desa bagi
kehidupan masyarakat di Kepulauan
Masaloka”.
Beberapa hal yang patut
menjadi bahan perhatian dan evaluasi untuk perbaikan kedepan yaitu perlunya
dukungan regulasi dari pemerintah desa berupa peraturan desa terkait mekanisme
pemeliharaan demi menjaga agar aset yang telah dibangun dapat tetap terpelihara
keberlanjutannya sekaligus dapat menjadikan sumber pendapatan bagi PAD desa dan
regulasi dari pemerintah daerah dalam
bentuk peraturan daerah yang terkait perlindungan aset, baik dari hal mekanisme
perencanaan maupun pemeliharaan prasarana yang telah dibangun.
Penulis : Andi Nur Amril [FasTKab Bombana]
0 comments :
Post a Comment